Jumat, 21 Maret 2014

ENDOMETRIOSIS, Siapa yang Berisiko?



ENDOMETRIOSIS, Siapa yang Berisiko?


Siapa yang Berisiko?

Dari informasi yang telah saya sampaikan sebelumnya mengenai pengenalan terhadap endometriosis, kemungkinan penderita endometriosis pada seorang wanita dimulai saat mereka memulai masa pubernya, atau saat pertama mendapatkan haid hingga berakhirnya masa haid (menopause). 

Laporan terbaru menyebutkan bahwa kasus endometrium ditemukan pada wanita berusia 20 tahun. Studi penelitian terhadap 140 pasien berusia antara 10-19 tahun yang mengeluhkan rasa sakit panggul yang parah, ternyata diketahui 47% dari mereka menderita endometriosis. Risikonya meningkat mulai masa puber hingga puncaknya pada usia 40 tahun, menurun setelah usia 40 tahun, dan kemungkinan risiko menjadi semakin kecil ketika usia mencapai menopause.

Komplikasi endometriosis bisa terjadi nyeri dan tidak nyaman sewaktu melakukan hubungan intim atau berolah raga. Sebagai gangguan reproduksi dan sistem imun, dapat pula terjadi reaksi alergi terhadap makanan tertentu, yang harus dihindari. Komplikasi terburuk, bisa mengakibatkan kemandulan dan kanker dinding rahim (endometrial cancer).


Gangguan Sistem Kekebalan Tubuh

Sebagian wanita menderita endometriosis, sedangkan sebagian besar wanita lainnya tidak mengalaminya. Mungkin hal tersebut bisa sama diartikan, mengapa ada orang bisa sering mengalami  sakit flu, sedangkan orang yang lainnya tidak? Penyebab yang kemungkinan besar terjadi adalah sistem kekebalan tubuh atau imunitas  yang tidak berfungsi dengan baik. 

Dalam gaya hidup yang serba cepat seperti sekarang ini, dikejar waktu, makan tidak teratur, gizi buruk, cemas berlebihan yang dapat mengarah pada stress, adalah penyebab utama dari gangguan sistem kekebalan tubuh. 


Apa yang Bisa Dilakukan Sendiri?

Jika Anda merasa mengalami hal yang sangat mengganggu pada saat haid dan dirasakan terus menerus, jangan biarkan hal tersebut berlarut-larut. Periksakan diri ke dokter untuk mendapatkan penganalisaan dan penanganan yang tepat terhadap kondisi yang dialami.

Selain dari pada itu, berusaha untuk melakukan hal-hal positif yang bisa dilakukan sendiri guna untuk mengendalikan dan meringankan gangguan dari gejalanya, diantaranya adalah:


  • ·         Posisi tubuh menungging sehingga rahim berada dalam posisi menggantung ke bawah.

Hal tersebut dapat membantu meringankan rasa nyeri dan memberikan relaksasi.


  • ·         Jangan panik, saat nyeri menyerang.

Atur napas, tarik napas dalam-dalam dan hembuskan perlahan. Ulangi sampai Anda merasa nyaman dan rasa nyeri berkurang.


  • ·         Minum aspirin, parasetamol atau ibuprofen.

Selain bekerja sebagai pengkontrasi otot rahim (penyebab kram), dapat juga sebagai penghantar rangsang nyeri ke otak. Gunakan sesuai dosis yang dianjurkan.


  • ·         Bantal penghangat.

Berbaringlah sambil menempelkan bantal penghangat atau botol berisi air hangat yang dibungkus handuk pada perut atau punggung saat nyeri menyerang. Berfungsi untuk mengendurkan otot yang kejang dan memperbaiki peredaran darah yang dapat meringankan rasa sakit.


  • ·         Alternatif Es.

Sebagian wanita, lebih memilih es dari pada air hangat untuk meringankan rasa nyeri. Taruh es pada kotak atau kantong plastik yang digulung dengan kain atau handuk, yang kemudian di letakkan di atas perut bagian bawah yang terasa nyeri.


  • ·         Mandi air hangat.

Dapat mengurangi rasa nyeri haid.


  • ·         Minum air hangat yang mengandung kalsium.

Minum jus buah dapat mengurangi rasa nyeri haid.


Prosedur Perawatan Sendiri

Untuk meningkatkan fungsi sistem kekebalan tubuh dan memperbaiki keseimbangan hormonal sistem reproduksi, lakukan prosedur perawatan sendiri (self-care procedures), diataranya adalah:

*      Berolahraga secara teratur.
Para peneliti dari Harvard University menemukan fakta bahwa olahraga aerobic yang teratur, dapat menurunkan risiko menderita endometriosis. Dan dalam satu studi dilaporkan bahwa wanita yang berolahraga lebih dari 7 jam seminggu dapat menurunkan peluang mengidap endometriosis sebesar 80 persen.

*      Jagalah agar tubuh tetap kencang dan ramping.
Kerampingan atau perbandingan yang lebih tinggi antara otot dengan lemak tubuh, berarti mengurangi tingkat estrogen di dalam darah, yang dapat menurunkan risiko menderita endometriosis.

*      Diet rendah protein dan lemak.
Hindari makanan siap saji yang kaya akan lemak.

*      Hindari penggunaan spriral KB.
Pengunaan spiral KB atau IUD berkaitan dengan aliran darah yang lebih deras pada waktu haid dibandingkan dengan tanpa pemakaian spiral, yang dapat menjadi faktor tambahan risiko menderita endometriosis.

*      Miliki anak selagi muda.
Beberapa kasus penderita endometriosis dilaporkan bahwa kehamilan dapat menyembuhkan penyakit yang diderita.
Satu hal yang harus Anda perhatikan adalah penggunaan pembalut atau tampon. Apapun yang Anda pilih, gantilah pembalut atau tampon paling sedikit 2-3 jam sekali, tergantung dari banyaknya darah haid  yang keluar. Bersihkan vagina hanya dengan menggunakan air tawar, tidak dianjurkan membersihkannya dengan sabun karena dapat berisiko iritasi, basuhlah hanya pada bagian luarnya saja. Sedangkan bagian dalam dinding vagina akan dibersihkan sendiri oleh cairan vagina yang melindunginya dari infeksi.

**********
Dari uraian tersebut diatas, saya ingin berbagi hal-hal yang dapat sobat lakukan sendiri, guna untuk meringankan gejala yang ada. Namun, sangat dianjurkan untuk memeriksakan diri ke dokter, agar cepat mendapatkan penganalisaan dan penanganan yang tepat sebelum terlambat.
Semoga manfaat ya… ;) “Senangnya berbagi.”


-bundanyasibule-
      22032014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Saling berbagi dan saling berkomentar baik